Kata Kata Filosofi Kopi = Filosofi Kopi adalah novel Dee yang Melalui buku Filosofi Kopi ini, Dee ingin menghadirkan bagaimana perjuangan seorang yang memiliki hobi terhadap kopi dan memaknai kopi dari sudut pandang kehidupan. Menurut WIKI Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopimerupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu KopiRobusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica).
- Cappucino itu kopi yang genit, ketebalan dan tekstur foam harus presisi, butuh standar penampilan yang tinggi. Cappucino harus terlihat seindah mungkin, karena cappucino adalah kopi yang cocok untuk orang yang suka keindahan sekaligus kelembutan. (Ben)
Kutipan Novel Filosofi Kopi
Kopi pertama pagi ini. Semanis rindu yang tumpah sepanjang hari dari awal bangun tidur.
Kopi pertama pagi ini. Sepahit cinta yang terlalu kerdil untuk dianggap.
Kopi pertama pagi ini. Sehitam malam. Semanis cemburu.
Kopi pertama hari ini. Semanis ucapan "selamat tidur" dari yang tersayang, di ujung setiap malam.
Kopi pertama hari ini. Sepahit kesalahan masa lalu. Semanis pelajaran yang dibawanya.
Kopi pertama pagi ini. Sehitam pupil mata dua orang yg tidak sengaja beradu. Semanis senyum yg menyusul sesudahnya, tanpa aba2.
Kopi pertama pagi ini. Semanis kata "kangen" yang masih malu2 untuk diucapkan.
Kopi pertama pagi ini. Semanis telepon pertama sebelum tiba cinta. Sepahit kata perpisahan terakhir setelah patah hati.
Kopi pertama pagi ini. Sehitam bayangan dua orang, di bawah rindu yang menyala.
Kopi pertama pagi ini. Perlahan terasa manis. Seperti rindu yang muncul tanpa dipaksa, semakin hari semakin pekat.
Kopi pertama hari ini. Pas. Seperti cinta yang tidak banyak meminta.
Kopi pertama pagi ini. Samar-samar terasa pahit. Seperti rindu yang pecicilan, di pagi pertama setelah putus cinta.
Kopi pertama pagi ini. Pahit-manis. Seperti kata sayang terakhir dari dua orang yang saling berpisah jalan.
Kopi pertama pagi ini. Manis bila diaduk. Seperti dua orang sahabat yg sama2 menyimpan cinta, sama2 tidak tahu.
Kopi pertama pagi ini. Pahit. Seperti dua orang yang terlambat dipertemukan, lalu sama-sama saling melewatkan.
Kopi pertama hari ini. Manis, seperti cinta yang sabar menunggu.
Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti selingkuh tanpa tanda bahaya.
Kopi pertama hari ini. Pahit-manis. Seperti jatuh cinta sendirian.
Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas di dasar gelas. Seperti dua orang sahabat yg diam2 saling menyimpan cinta.
Kopi pertama pagi ini. Hitam, habis terlalu cepat. Seperti ditinggalkan yg tercinta, tanpa tanda bahaya.
Kopi pertama pagi ini. Harum, hitam. Seperti aromamu, di pertemuan kita yang tak sengaja, pada malam yang tak biasa.
Kopi pertama hari ini. Hitam, terlambat diminum. Seperti cinta yg terlalu lama untuk diucapkan, lalu hilang ke orang yg lain.
Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti siluet wajahmu yg tertidur di bahuku, pada sebuah perjalanan.
Kopi pertama di bulan Maret. Pahit, seperti ketakutan2 yg menyertai hubungan yg baru. Manis, seperti melaluinya tanpa ragu.
Kopi pertama pagi ini. Manis, tidak ingin habis. Seperti denganmu.
Kopi pertama pagi ini. Semakin pahit diteguk. Seperti kangen yg semakin tidak tuntas, semakin menyebalkan.
Kopi pertama pagi ini. Harum. Seperti wangimu yg tertinggal di ujung hidung dan kunjung hilang.
Kopi pertama pagi ini. Terlalu siang untuk diseduh. -___-
Kopi pertama pagi ini. Dingin dan hambar. Seperti tanpa kasih sayang, di hari kasih sayang.
Kopi pertama pagi ini. Manis, walaupun diminum terlalu siang. Seperti cinta yg menunggu waktu yg tepat.
Kopi pertama pagi ini. Terlalu manis. Seperti dua orang yg sedang melakukan pendekatan, dgn penuh kepalsuan.
Kopi pertama pagi ini. Cukup manis, cukup pahit. Seperti cinta yg tidak banyak meminta.
Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas. Seperti pagi pertama setelah putus cinta.
Kopi pertama pagi ini. Satu rasa, setiap hari. Seperti tahu saatnya berhenti mencari.
Kopi pertama pagi ini. Manis, seperti pertemuan setelah penantian panjang. Pahit, seperti perpisahan yg terlalu terburu-buru.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, tertutup manis. seperti dua orang yang terlalu cinta, lalu saling mengucap janji yang tak mungkin terpenuhi.
Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti ditinggalkan orang yg tepat, karena sibuk mencoba yg lain di saat bersamaan.
Kopi pertama pagi ini. Tidak cukup manis. Seperti cinta yg terlalu mungil untuk diucapkan.
Kopi pertama pagi ini. Luber. Seperti cinta yang datang di hati yang tidak terlalu lapang.
Kopi pertama pagi ini. Manis setelah diaduk. Seperti cinta yang tersembunyi, di orang yang tidak pernah disangka-sangka.
Kopi pertama hari ini. Tumpah. Seperti rindu yang terlalu rewel.
Kopi pertama pagi ini. Manis, tertutup pahit. Seperti dua orang yang berpura-pura tidak saling cinta, karena bosan kecewa.
Kopi pertama pagi ini. Manis di awal, lalu pahit hingga habis. Seperti seseorang yang dibuat jatuh cinta, lalu ditinggalkan.
Kopi pertama pagi ini. Manis, terlalu cepat dingin. Seperti dua orang yang mulai saling kenal. Lalu salah satu mundur di tengah jalan.
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti dakocan yg baru keluar dari segentong parfum.
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti kenangan lama yg tak sengaja mampir.
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti rasa penasaran yg terlalu cepat selesai.
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Nikmatnya..
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan terpendam. Seperti sepasang kekasih yg sudah lama saling bosan.
Kopi pertama pagi ini. Manis, kental, dan harum. Seperti rindu yg tidak kunjung selesai.
Kopi pertama hari ini. Manis, membekas, bikin deg2an. Seperti dua orang yg saling menemukan, satu sama lain.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, gelap, pekat. Seperti dosa yg ditutupi dengan rapi.
Kopi pertama pagi ini. Hangat, pekat, tenang. Seperti dua orang kesepian yg saling meramaikan.
Kopi pertama pagi ini. Hitam, pahit, dan penuh ampas. Seperti penolakan yg tidak tega untuk disampaikan.
Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti dua orang yg garis hidupnya bersinggungan, oleh sebuah kebetulan.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, hambar, penuh ampas. Seperti pasangan yg sudah tdk cocok tp memaksa untuk cocok, karena takut sendirian lagi.
Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, senyap. Seperti dua orang yg saling menunggu kata cinta, tapi tidak ada yg berani mengucapkan.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, penuh ampas. Seperti jatuh cinta tapi tak dianggap.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, bersisa. Seperti ditinggalkan seseorang, tanpa kata maaf.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, tersamar manis. Seperti seseorang yg kesulitan membedakan jatuh cinta dgn rasa penasaran.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, tanpa rasa lain. Seperti seseorang yg menghabiskan masa mudanya mencintai orang yg salah.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, ada rindu yang mengampas. Manis, ada cinta yang diteguk tanpa terburu-buru.
Kopi pertama hari ini. Hitam, pahit, membekas. Seperti bayangan masa lalu yg tidak cukup buram untuk diabaikan.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, manis, hangat. Seperti dua orang yg bertemu di saat yg salah, lalu saling melewatkan.
Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, hangat. Seperti tidak sengaja melamunkanmu di tengah perjalanan.
Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti cinta yang tumbuh tanpa permisi.
Kopi pertama hari ini. Manis, kental, harum. Seperti cinta yg semakin ditahan, semakin sengit.
Kopi pertama hari ini. Hangat. Seperti rindu yang sabar menunggu.
Kopi pertama hari ini. Hangat, manis. Seperti cinta yg datang tanpa tanda2, di antara dua orang asing, pada sebuah kebetulan.
Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti hujan yang membawa kenangan lama mampir.
Kopi pertama pagi ini. Dingin, terlalu siang untuk diminum. Seperti cinta yg
terlambat dipertemukan.
Kopi pertama pagi ini. Keras. Seperti cinta yg semakin ditahan, semakin sengit.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, semakin lama semakin manis. Seperti dua orang yg awalnya saling benci, lalu sama2 tak sengaja jatuh cinta.
Kopi pertama pagi ini, manis dan dingin. Seperti wajahmu di sela lamunan, pada sebuah hujan.
Kopi pertama hari ini. Gelap, hangat, tidak ingin habis. Seperti hening yg kita bagi, tiap perjalanan pulang ke rumahmu.
Berikut ini adalah kutipan-kutipan prosa dalam novel “filosofi kopi…”
1.“Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?”
2.“Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.”
3.“Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya.”
4.“Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan.”
5.“Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.”
6.“Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.”
7.“Ada dunia di sekelilingmu. Ada aku di sampingmu. Namun, kamu mendamba rasa sendiri itu.”
8.“Cuaca demi cuaca melalui kami, dan kebenaran akan semakin dipojokkan. Sampai akhirnya nanti, badai meletus dan menyisakan kejujuran yang bersinar. Entah menghangatkan, atau menghanguskan.”
9.“Aku sudah diperalat oleh seseorang yang merasa punya segala-galanya, menjebakku dalam tantangan bodoh yang cuma jadi pemuas egonya saja, dan aku sendiri terperangkap dalam kesempurnaan palsu, artifisial! serunya gemas, “Aku malu kepada diriku sendiri, kepada semua orang yang sudah kujejali dengan kegomalan Ben’s Perfecto.”
10.Gombal? Aku positif tidak mengerti.
11.”Dan kamu tahu apa kehebatan kopi tiwus itu?” katanya dengan tatapan kosong, “Pak Seno bilang, kopi itu mampu menghasilkan reaksi macam-macam. Dan dia benar. Kopi tiwus telah membuatku sadar, bahwa aku ini barista terburuk. Bukan cuma sok tahu, mencoba membuat filosofi dari kopi lalu memperdagangkannya, tapi yang paling parah, aku sudah merasa membuat kopi paling sempurna di dunia. Bodoh! Bodoooh!”
12.“Dia, yang tidak pernah kamu mengerti. Dia, racun yang membunuhmu perlahan. Dia, yang kamu reka dan kamu cipta. Sebelah darimu menginginkan agar dia datang, membencimu hingga muak dia mendekati gila, menertawakan segala kebodohannya, kehilafan untuk sampai jatuh hati kepadamu, menyesalkan magis yang hadir naluriah setiap kalian berjumpa. Akan kamu kirimkan lagi tiket bioskop, bon restoran, semua tulisannya –dari mulai nota sebaris sampai doa berbait-bait. Dan beceklah pipi-nya karena geli, karena asap dan abu dari benda-benda yang dia hanguskan–bukti bahwa kalian pernah saling tergila-gila–beterbangan masuk ke matanya. Semoga dia pergi dan tak pernah menoleh lagi. Hidupmu, hidupnya, pasti akan lebih mudah.”
13.”Karya adalah anak jiwa, dan ia sepatutnya hidup di alam ternuka”
14.”BEN’s PERFECTO: Sukses adalah wujud kesempurnaan hidup”
15.”KOPI TIWUS: Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya”
16.”Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan”
17.” yang tidak pernah kamu mengerti. Dia, racun yang membunuhmu perlahan. Dia, yang kamu reka dan kamu cipta”
18.”Mendamparkan dirilah kalian di sebuah alam tak dikenal untuk membaca ulang semua kalimat, mengenang setiap inci perjalanan, perjuangan, dan ketabahan hati.”
19.”Sesekali kalian bertemu, berussaha saling bertoleransi atas nama Cinta dan Perjuangan yang Tidak Boleh Sia-Sia. Kamu sudah membayar mahal untuk perjalanan ini. Kamu pertaruhkan segalanya demi apa yang kamu rasa benar. Dan mencintainya menjadi kebenaran tertinggimu.”
20.”Pengalaman merupakan bagian tak terpisahkan dari hubungan yang diikat oleh seutas perasaan mutual.”
21.”Tahukah engkau bahwa cinta yang tersesat adalah pembuta dunia? “
22.”Satu garis jangan sampai kau tepis: MEMBUKA DIRI TIDAK SAMA DENGAN MENYERAHKANNYA.”
23.”Cinta mampu merambah dimensi angka dan rasa sekaligus.”
24.”Terkadang, benda-benda mati justru mendapatkan apa yang paling kita inginkan, dan tak sanggup kita bersaing dengannya. “
25.”alam hati saya tidak mungkin dimengerti siapa-siapa. Tapi kemanapun saya pergi, kamu tetap orang yang paling nyata, paling berarti.
26.”Bertambahnya usia bukan berarti kita paham segalanya.”
27.”Larilah dalam kebebasan kawanan kuda liar. Hanya dengan begitu, kita mampu memperbudak waktu. Melambungkan mutu dalam hidup yang cuma satu.”
28.”Cinta hanya retorika kalau tidak ada tindakan nyata, yang artinya selama ini dia dikenyangkan dengan bualan.”
29.”Separuh jiwa yang dia pikir hilang ternyata tidak pernah ke mana-mana, hanya berganti sisi, permainan gelap terangnya matahari dan bulan.”
30.”Setelah kita mencoba hidup 24 jam x 7 hari dengan seseorang dan tidak merasa bosan, maka orang itu bisa kita nikahi” Lena berteori.”
31.”Satu demi satu mimpi tersusun rapi, berlandaskan fondasi mantap, terekatkan semen yang kuat.”
32.”… Lepaskan saya seperti saya melepaskan kamu. Hanya dengan begitu kamu nggak pernah kehilangan saya. Kamu nggak pernah kehilangan apapun.”